PHBS Masyarakat Suren Gede, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah

Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Semarang Tahun 2013
Minggu, 03 Maret 2013
PHBS Masyarakat Suren Gede, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah: PHBS Desa Suren Gede
PHBS Masyarakat Suren Gede, Kertek, Wonosobo, Jawa Tengah: PHBS Desa Suren Gede: Suren Gede merupakan sebuah desa yang termasuk dalam Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Letaknya sekitar 20 km sebelah ...
Jumat, 22 Februari 2013
PHBS Desa Suren Gede
Suren
Gede merupakan sebuah desa yang termasuk dalam Kecamatan Kertek, Kabupaten
Wonosobo, Jawa Tengah. Letaknya sekitar 20 km sebelah utara Wonosobo ini berada di kaki gunung antara gunung
Sumbing dan Sindoro membuat desa Suren Gede nampak indah karena gunung-gunung
tersebut seolah menjadi benteng yang kokoh mengelilingi desa, apalagi saat
matahari terbit, dan cuaca cerah semburat cahaya matahari pagi meliuk menerpa
puncak gunung hingga menghasilkan perpaduan warna yang luar biasa.
Desa Suren Gede dipimpin oleh Kepala Desa yang bernama Bapak H. Suprigiyanto. Desa Suren Gede terdiri dari 4 dusun dengan luas wilayah 160.336 m2 yaitu dusun Cawet, Kali Suren, Pangempon, dan Waranalan. Setiap dusun dipimpin oleh kepala dusun yang biasa disebut dengan Bau.
Karena
terletak di dataran tinggi, desa Suren Gede memiliki lahan yang subur dan cocok
untuk ditanami segala macam tanaman. Sehingga mata pencaharian utama warga desa
Suren Gede adalah petani dan pedagang. Hasil utama dari pertanian di sana berupa padi,
singkong, dan jagung. Sebagian penduduk sudah menanam sayuran di ladang yang
tidak begitu luas. Nah, karena Desa Suren Gede sangat cocok untuk pertanian,
maka kami dari Poltekkes Kemenkes Semarang melakukan sosialisasi pada warga Desa
Suren Gede untuk memanfaatkan lingkungan di sekitar rumah dengan membuat kebun gizi
keluarga. Selain itu, kami bertujuan meningkatkan pemberdayaan usaha kecil di Desa Suren Gede dengan potensial yang ada di desa tersebut yang dilakukan pada tanggal 4 Febuari 2013 sampai dengan tanggal 26 Febuari 2013.
Dengan suhu dan kelembaban
tanah pegunungan subur tersebut, pastilah kebun gizi sangat menguntungkan bagi masyarakat desa khususnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Masyarakat tidak harus memiliki lahan yang luas untuk membuat kebun gizi keluarga. Masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan yang tidak begitu luas untuk memanfaatkan lahan pekarangannya dengan menanam di pot-pot, atau membuat terasering
dari bambu, kayu, dan pralon bekas. Tanaman yang ditanam berupa cabai, bayam,
kenikir, kol, sawi, bawang daun, sereh, dan lain-lain.
Manfaat dari kebun gizi keluarga adalah masyarakat tidak perlu membeli sayuran untuk mencukupi kebutuhan gizi harian keluarganya. Selain itu, keluarga juga dapat mencegah agar tidak mengkonsumsi bahan makanan yang tercemar oleh pestisida. Membuat kebun gizi keluarga juga dapat menghemat pengeluaran keluarga.
Sementara
komoditas lain yang dimiliki desa tersebut adalah ikan air tawar, seperti nila,
lele, dan mujair. Dari total rumah penduduk yang berjumlah 920, hampir semuanya
memiliki kolam ikan yang agak luas.Saat panen ikan, mereka beralih profesi mendadak menjadi pedagang ikan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih. Komoditas ini didukung dengan adanya air yang mengalir di Desa tersebut berasal dari air pegunungan yang sangan melimpah. Sebagian desa dialiri air menggunakan air pegunungan langsung dan sebagian sudah menggunakan air PDAM.
Desa
Suren Gede juga memiliki produk makanan khas berupa combro, yaitu makanan
kering yang merupakan produk olahan singkong. Saat ini, ibu-ibu PKK Desa Suren
Gede sedang dalam proses pembuatan produk makanan khas Desa Suren Gede sendiri
selain combro. Produk makanan itu merupakan produk olahan singkong, jagung,
tahu, dan ikan. Bahan-bahan itu dipilih karena merupakan komoditas utama Desa
Suren Gede.
Hari pertama adalah hari pembukaan, pertama yang kami lakukan di sana adalah sosialisasi proses pengemasan produk yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo (BPPOM. Hal yang dijelaskan adalah bagaimana proses agar produk yang dibuat menjadi menarik, layak dikonsumsi, dan bagaimana cara dan syarat mendapatkan Nomor PIRT produk dari BPPOM Daerah Wonosobo dan bagaimana cara dan syarat mendapatkan label halal agar produk yang dihasilkan dapat didistribusikan, sehingga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat.
Respon yang diberikan warga sangat baik.Mereka tertarik dengan pembahasan yang disampaikan pembicara dan mereka berusaha untuk meningkatkan kualitas produksinya sehingga produk yang dihasilkan layak untuk didistribusikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Pengembangan produk tersebut juga dimaksudkan untuk mengembangkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Hari kedua, ketiga, dan keempat, kami melakukan pengembangan hasil produksi pangan dengan cara memodifikasi bahan baku yang ada dan mudah didapat dari masyarakat seperti singkong, ikan, dsb untuk dijadikan suatu produk yang lain dan lebih bergizi. Misalnya membuat kue kering menggunakan bahan baku singkong, membuat nugget ikan nila yang dicampur dengan wortel, tahu bakso, dan bakso tahu.
Dengan pelatihan yang dibimbing oleh beberapa dosen dari jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Semarang, diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibub dapat mengembangkan kreatifitasnya masing-masing dalam mengolah dan menghasilkan sesuatu yang memiliki kualitas dan nilai jual.
Kemudian hari-hari berikutnya dilakukan survei data lapangan di Desa Suren Gede untuk mengetahui bagaimana pola hidup yang dijalani oleh masyarakat apakah sudah memenuhi standar kesehatan atau belum memenuhi. Penilaian tersebut dilakukan dengan data sampling yang dilakukan dengan menilai kondisi kesehatan air, jamban, rumah, serta kesehatan ibu dan anak. Kami juga melakukan sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) untuk masyarakat desa, dan ternyata memperoleh tanggapan positif dari warga dan program tersebut sudah ada sebagian daerah desa yang melaksanakan PHBS dengan baik.
Kegiatan lain yang kami lakukan adalah meneliti kesehatan warga dengan cara mengambil sampling specimen feses dan urin warga yang akan dicek ole jurusan Analis Poltekkes Kemenkes Semarang apakah ada kuman seperti cacing atau penyebran penyakit lainnya.
Kegiatan terakhir di Desa Suren Gede yang kami lakukan adalah penutupan dengan agenda diadakan Bazaar produk pangan hasil pengembangan, bazaar kesehatan dan acara sosialisasi cara mencuci tangan yang benar serta bagaimana cara menggosok gigi yang benar yang diikuti oleh anak-anak di SD N Suren Gede 1, Wonosobo yang juga dihadiri oleh Pudir III Poltekkes Kemenkes Semarang, Bapak Warijan dan wakil dari Kepala Kecamatan Kertek, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah.
Bazaar Kesehatan
Bazaar Makanan
Sosialisasi Kesehatan pada Anak
Pogram Pengembangan ini diharapkan dapat dilaksanakan oleh warga sehingga selain memanfaatkan sumber daya alam yang ada, juga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya kesehatan keluarga.
Langganan:
Postingan (Atom)